Rabu, 12 Juni 2013

PROPOSAL HOME VISITE PADA Tn. G DENGAN GSP: HALUSINASI


PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH
PASIEN TN. G
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN, HALUSINASI DAN ISOLASI SOSIAL












Disusun oleh

WIJO WINARTO, S.Kep









FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2013



PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH


A.   Identitas Klien
Inisial Klien                 : Tn. G. H
Usia                             : 32 tahun
Agama                         : Islam
Jenis Kelamin              : Laki- laki
Nomor Reg                 : ------------
Masuk RSJSH             : 19-5-2010
Nama Keluarga           : Tn W
Alamat                         : -------------
                                                                 

B. Tujuan Kunjungan Rumah
1.   Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif
2.   Tujuan Khusus
a.       Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien selama dirumah sakit
b.      Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data sekunder (Rekam Medik ) mengenai
1)      Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit
2)      Faktor predisposisi dan presipitasi
3)      Genogram keluarga
4)      Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien
5)      Suport sistem keluarga
c.       Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan terkait dengan Tn. G dan 5 tugas perkembangan keluarga.
1)      Keluarga mampu mengenal masalah yang dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa (Isolasi Sosial, gangguan persepsi sensori halusinasi dan Resiko perilaku kekerasan)
2)      Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap klien.
3)      Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap klien yang sakit di rumah.
4)      Keluarga dapat mengidentifikasi support sistem yang ada di keluarga dan memodifikasi lingkungan yang terapeutik yang ada di masyarakat.
5)      Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
d.      Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan
e.       Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan  perawatan ketika klien sudah pulang dari runah sakit.
f.       Mengkaji keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a.       Salam dan perkenalan
Memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari FIK UMJ yang sedang praktek di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan (RSJSH) Jakarta di ruang Perkutut dan merupakan perawat praktek yang merawat klien selama 2 minggu. Menjelaskan  tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima kedatangan mahasiswa.
b.      Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: alasan klien dibawa ke RSJSH., faktor predisposisi dan presipitasi, genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga tentang penyakit klien, sistem pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga, serta kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah.
c.       Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topik yang akan dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan dan perkembangan kondisi klien dan waktu yang diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi
2.      Fase kerja
a.       Tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
Diagnosa I:
Perubahan sensori persepsi: halusinasi dengar
Tuk  4 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
                  Tindakan Keperawatan    
                  à Mendiskusikan dengan keluarga  tentang :
-          Pengertian halusinasi
-          Pengertian halusinasi
-          Jenis halusinasi yang dialami oleh klien
-          Tanda dan gejala halusinasi
§  Cara berkomunikasi
§  Pemberian obat
§  Pemberian aktivitas kepada klien
-          Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
SP 1 Keluarga :
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien:
2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
-          Pengertian halusinasi
-          Gejala halusinasi yang dialami klien
-          Jenis halusinasi
-          Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi
3.      Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
SP 2 Keluarga :
1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama

SP 3 Keluarga :
1.      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow-up pasien setelah pulang kapan perlu mendapat bantuan: halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain

Diagnosa 2:
Isolasi sosial
Tuk  6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan  sosial
                  Tindakan Keperawatan    
                  à Mendiskusikan dengan keluarga  tentang :
-          Untuk mengatasi perilaku menarik  diri
-          Potensi keluarga untuk membantu klien membatasi perilaku klien menarik diri
-          Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian,tanda dan gejala, penyebab dan akibat, dan cara merawat klien menarik diri
-          Melatih keluarga cara klien menarik diri
-          Menanyakan perasaan keluarga setelah mencoba  cara yang dilatihkan
-          Memberi motifasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
-          Memberi pujian pada kelurga atas keterlibatannya pada klien dirumah sakit
-          Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
-           
SP 1 Keluarga:
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
-          Perilaku menarik diri
-          Penyebab perilaku menarik diri
-          Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial

SP 2 Keluarga
1.      Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2.      Melatih keluarga mempraktekan cara merawat langsung kepada pasien isolasi social
SP 3 Keluarga
1.      Membantu kelaurga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3.      Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa 3
Resiko perilaku kekerasan: mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tuk  8 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan
                 
Tindakan Keperawatan          
   à Mendiskusikan dengan keluarga  tentang :
a.       Pentingnya peran serta keluarga sebagai pengukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
b.      Potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
c.       Jelaskan pengertian, penyebabmakibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
d.      Peragakan cara merawat klien ( Menangani perilaku kekerasan )
e.       Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
f.       Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
g.      Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
§  Cara berkomunikasi
§  Pemberian obat
§  Pemberian aktivitas kepada klien
h.      Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau


SP 1 Keluarga
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
2.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
3.      Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala serta proses terjadinya PK
4.      Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
SP 2 Keluarga
1.      Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan PK
2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
SP 3 Keluarga
1.      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

3.      Fase Terminasi
a.       Evaluasi subyektif
Menanyakan perasaan keluarga setelah berbicara dan berdiskusi dengan perawat

b.      Evaluasi Obyektif
Keluarga dapat menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien, cara-cara merawat klien,  mendemontrasikan cara merawat klien, dapat menyebutkan akibat bila masalah tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebutkan tempat yang dapat dikunjungi bila kambuh
c.       Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk dapat melakukan perawatan klien dirumah seperti yang telah didiskusikan dengan perawat saat kunjungan rumah
d.      Kontrak
Menganjurkan keluarga untuk datang ke RSJSH Jakarta bila masih ada yang kurang paham tentang cara perawatan di rumah dan dapat meminta penjelasan dari perawat RSJSH.

Diagnosa Defisit Perawatan Diri
Resiko perilaku kekerasan: mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tuk  6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan perawatan diri.
Tindakan Keperawatan
SP 1 Keluarga:
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri, tanda dan gejala, serta proses terjadinya defisit perawatan diri..
3.      Menjelaskan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

SP 2 Keluarga:
Melatih keluarga memperaktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
SP 3 Keluarga:
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri
SP 4 Keluarga:
1.      Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

Strategi Komunikasi
1. Orientasi
“Selamat pagi Bapak dan Ibu, perkenalkan nama saya adalah Wijo Winarto  biasanya saya cukup di panggil Wijo, saya adalah mahasiswa keperawatan FIK UMJ. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit jiwa Soeharto Heerdjan untuk melakukan kunjungan rumah pasien yang bernama Tn. G maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk membantu  proses keperawatan Tn. G melalui pengumpulan data lengkap, selain itu, untuk memberikan informasi kepada Bapak dan Ibu mengenai kondisi perkembangan Tn. G selama di rawat di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol.”


2. Validasi
“Bapak dan Ibu, apakah sebelumnya Tn. G pernah mengalami sakit seperti ini?, selama sakit tersebut, apakah Tn. G dirawat di RSU atau RSJ?, untuk saat ini Tn. G dibawa ke RSJ. Soeharto Heerdjan untuk menerima perawatan, bagaimana prosesnya hingga Bapak dan Ibu memutuskan Tn. G dirawat di Grogol dan membawanya ke sama?, apa yang telah terjadi pada Tn. G sebelumnya?, Tn. G mempunyai saudara berapa? Tn. G anak ke berapa?, saat dirumah, siapa orang terdekat dengan Tn. G?, Bagaimana hubungan antara Tn. G dengan anggota keluarga di rumah dan masyarakat sekitar sini?, siapakah orang dalam keluarga yang dekat dengan Tn. G? apakah Tn. G pernah atau sering cerita kepada keluarga tentang masalahnya yang sedang atau telah dialaminya? Menurut Bapak dan Ibu, gangguan yang sedang dialami Tn. G ini bagaimana? Sebelum dirawat di Grogol, apa yang telah dilakukan atau diberikan keluarga untuk Tn. G dalam proses kesembuhannya? Kendala apa yang dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Tn. G? apakah bapak Ibu pernah menjenguk Tn. G di RSJ. Soeharto Heerdjan selama Tn. G dirawat disana?, kapan terakhir Bapak dan Ibu menjenguk Tn. G belakangan ini selama di RSJ. Soeharto Heedjan?.”
a.       Kontrak
“Apa Bapak dan Ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang lebih satu  jam untuk mendiskusikan tentang perkembangan Tn. G selama dirawat di RSJ Soerhato Heerdjan dan memberitahukan kepada keluarga bagaimana cara merawat Tn. G saat Tn. G pulang kerumah nanti.”
b.      Fase Kerja
“Baiklah Bapak dan Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau keadaan terakhir yang sedang dialami oleh Tn. G, saat ini Tn. G sudah kooperatif saat komunikasi, baik dengan teman-temannya disana dan para perawatan yang memberikan perawatan disana, Tn. G sudah dapat mengendalikan isolasi sosialnya dengan cara melakukan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan oleh klien sendiri dan perawat.”
“saat ini Tn. G sedang mengalami Isolasi Sosial, Resiko gangguan sensori persepsi halusinasi dan resiko perilaku kekerasan.”
“Saya akan menjelaskan satu persatu gangguan yang sedang dialami Tn. G tersebut, kita mulai dari gangguan Isolasi Sosial.” dinamakan perilaku menarik diri. Bapak/Ibu bisa tidak menceritakan awal munculnya menarik diri Tn. G? Nah Bapak/Ibu tahu tidak apa yang menyebabkan menarik diri? Ya....Betul....Salah satunya adalah cemas,perpisahan dengan orang yang berarti,kekerasan dalam keluarga,serta hubungan yang kurang harmonis. Bila Tn. G mengalami menarik diri diskusikan dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain dan anjurkan pasien berkenalan
“Bapak dan Ibu apa yang sudah saya jelaskan tadi adalah tentang gangguan Isolasi Sosial, dan sekarang akan saya lanjutkan menjelaskan apa sebenarnya resiko perilaku kekerasan.”
Saya mau memberi tahu bahwa Penyebab, tanda dan gejala bentuk perilaku kekerasan dan akibat perilaku kekerasan yang di alami oleh Tn. G. Bapak/Ibu bisa tidak menceritakan awal munculnya perilaku kekerasan Tn. G? Nah Bapak/Ibu tahu tidak apa yang menyebabkan perilaku kekerasan muncul? Ya....Betul....Salah satunya adalah cemas,kekerasan dalam keluarga,sosial, lingkungan yang ribut kritikan yang mengarah kepada penghinaan kehilangan orang yang dicintai serta hubungan yang kurang harmonis.
“Bapak, Ibu apa yang sudah saya jelaskan ini adalah tentang resiko perilaku kekerasan, dan sekarang saya akan lanjutkan menjelaskan apa itu halusinasi.”
“Halusinasi adalah tanggapan yang salah tanpa rangsangan dari luar yang dapat berupa halusinasi pendengarang, penglihatan, penciuman, perabaan dan kecap.”
“Tanda dan gejala adalah berbicara sendiri, pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal, tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan, ekspresi wajah tegang, tidak mau mengurus diri, sikap curiga dan bermusuhan, menarik diri dan menghindari orang lain.”
“Halusinasi mempunyai beberapa tahapan, antara lain tahap I dimana halusinasi bersifat menyenangkan, tanda dan gejalanya yaitu menyeringai atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa bicara, gerakan mata cepat, bicara lambat, diam dan pikiran dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.”
“Tahap II dimana bersifat menjijikan, dengan tanda antara lain cemas, konsentrasi menurun, ketidakmampuan membedakan yang nyata dan tidak nyata.”
“Tahap III yaitu halusinasi yang bersifat mengendalikan, tandanya antara lain cenderung mengikuti halusinasinya. Kesulitan berhubungan dengan orang lain, perhatian atau konsentrasi menurun/ cepat berubah dan kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk/ perintah).”
“Tahap IV adalah halusinasi bersifat menaklukan, tandanya adalah klien mengikuti perintah halusinasi, klien tidak mampu mengendalikan diri, klien tidak mampu mengikuti perintah nyata dank lien berisiko mencederai diri dan orang lain dan lingkungan.”
“Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan klien untuk tidak mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau mendengar kamu!. Mengajarkan klien untuk meminta  tolong dengan orang lain untuk menghentikan halusinasi. Misalnya : Apakah kamu (orang lain itu) mendengar apa yang saya dengar? Meminta orang lain untuk menyapa jika klien berbicara sendiri.”
“Dan bagaimana penanggulanangan halusinasi di rumah?, penanggulangan atau penanganan klien di rumah antara lain jangan biarkan klien sendiri, anjurkan untuk terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu klien untuk berlatih cara menghentikan halusinasinya. Memotivasi keluarga untuk mengawasi klien minum obat, dan menjelaskan prinsip benar untuk minum obat. jika klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, segera sapa atau mengajak klien bicara, memotivasi anggota keluarga yang lain untuk mengontrol keadaan klien,  memberi pujian positif pada klien dan keluarga saat mampu melakukan apa yang dianjurkan, dan segera membawa ke RSJ jika halusinasi berlanjut dan beresiko mencederai diri, dan orang lain.”

2.   Terminasi
a.       Evaluasi
                          i.      Evaluasi subjektif
“Sekarang bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah saya menyampaikan keadaan Tn. G kepada Bapak dan Ibu?”.
“Apakah Bapak dan Ibu sudah mengerti tentang masalah yang sekarang dialami oleh Tn. G?, dan bagaimana peran Bapak dan Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?.”
“Apakah Bapak dan Ibu sudah memahami apa itu Isolasi Sosial?, bagaimana tanda-gejalanya?, apa itu resiko perilaku kekerasan?, dan bagaimana tanda dan gejalanya?, serta apa itu halusinasi?, serta bagaimana tanda dan gejalanya?, apa peranan keluarga dalam menghadapi klien dengan Isolasi Sosial, resiko perilaku kekerasan, dan halusinasi?.”

                        ii.      Evaluasi objektif
“Baiklah Bapak dan ibu, coba Bapak dan Ibu jelaskan kembali apa yang sedang anak/ saudara Bapak dan Ibu alami? Dan bagaimana peran Bapak dan Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?, apa yang harus Bapak dan Ibu lakukan bila gangguan-gangguan itu muncul?, bagaimana peran keluarga dalam memberikan perawatan pada Tn. G?.”

b.      Tindak lanjut
“Tn. G sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dalam proses penyembuhannya, kapan Bapak dan Ibu bersedia mengunjungi anak Bapak dan Ibu?, sekarang Bapak dan Ibu telah mengerti gangguan apa yang sedang dialami Tn. G jadi saya harap Bapak dan Ibu menerapkannya pada Tn. G agar proses penyembuhannya Tn. G menjadi lebih optimal.”

c.       Rencana yang akan dating
“ Baiklah Bapak dan Ibu sudah satu jama kita berdiskusi tentang masalah dan cara perawatan Tn. G yang saat ini masih dirawat di RSJ Soeharto Heerdjan Grogol. Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi Bapak dan Ibu dalam memberikan perawatan Tn. G saat pulang nanti.”
“Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Bapak dan Ibu dapat menghubungi RSJ Soeharto Heerdjan Grogol untuk mendapatkan keterangan atau penjelasan lebih lanjut.”








Jakarta, 27 Mei 2013
      Mahasiswa,


 Wijo Winarto, S.Kep
NPM.