PROPOSAL KUNJUNGAN
RUMAH
PASIEN TN.
G
DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN, HALUSINASI DAN ISOLASI SOSIAL
Disusun oleh
WIJO
WINARTO, S.Kep
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2013
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH
A. Identitas
Klien
Inisial Klien : Tn. G. H
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin :
Laki- laki
Nomor Reg : ------------
Masuk RSJSH :
19-5-2010
Nama Keluarga :
Tn W
Alamat : -------------
B. Tujuan Kunjungan
Rumah
1. Tujuan Umum
Keluarga
dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan
menjadi sistem pendukung yang efektif
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga
tentang perkembangan kondisi klien selama dirumah sakit
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang
diperoleh dari klien dan data sekunder (Rekam Medik ) mengenai
1) Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit
2) Faktor predisposisi dan presipitasi
3) Genogram keluarga
4) Persepsi keluarga terhadap penyakit yang
diderita klien
5) Suport sistem keluarga
c. Melakukan implementasi keperawatan sesuai
dengan diagnosa keperawatan terkait dengan Tn. G dan 5 tugas perkembangan keluarga.
1) Keluarga mampu mengenal masalah yang dapat
menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa (Isolasi Sosial, gangguan persepsi
sensori halusinasi dan Resiko perilaku kekerasan)
2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam
melakukan perawatan terhadap klien.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan
terhadap klien yang sakit di rumah.
4) Keluarga dapat mengidentifikasi support
sistem yang ada di keluarga dan memodifikasi lingkungan yang terapeutik yang
ada di masyarakat.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
d. Melakukan pendidikan kesehatan sesuai
dengan masalah kesehatan yang ditemukan
e. Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan
perawatan ketika klien sudah pulang dari
runah sakit.
f. Mengkaji keadaan rumah dan lingkungan
sekitar.
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a.
Salam dan perkenalan
Memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan menjelaskan
bahwa perawat merupakan mahasiswa dari FIK UMJ yang sedang praktek di RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan (RSJSH) Jakarta di ruang Perkutut dan merupakan perawat
praktek yang merawat klien selama 2 minggu. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa
menerima kedatangan mahasiswa.
b. Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: alasan klien
dibawa ke RSJSH., faktor predisposisi dan presipitasi, genogram, psikososial
dan lingkungan, persepsi keluarga tentang penyakit klien, sistem pendukung di
keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga, serta kendala keluarga
dalam merawat klien dirumah dan mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang
dapat dilakukan dirumah.
c. Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topik yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan dan perkembangan kondisi klien
dan waktu yang diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat
yang nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi
2. Fase kerja
a.
Tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
Diagnosa I:
Perubahan sensori persepsi: halusinasi dengar
Tuk 4 : Klien dapat dukungan keluarga dalam
mengontrol halusinasinya
Tindakan Keperawatan
à Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
-
Pengertian
halusinasi
-
Pengertian
halusinasi
-
Jenis
halusinasi yang dialami oleh klien
-
Tanda
dan gejala halusinasi
§ Cara berkomunikasi
§ Pemberian obat
§ Pemberian aktivitas kepada klien
-
Sumber
pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
SP 1 Keluarga :
1.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien:
2.
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan
jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
-
Pengertian halusinasi
-
Gejala halusinasi yang dialami klien
-
Jenis halusinasi
-
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasi
3.
Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
SP 2 Keluarga :
1.
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan halusinasi
2.
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan
bersama, bepergian bersama
SP 3 Keluarga :
1.
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2.
Menjelaskan follow-up
pasien setelah pulang kapan perlu mendapat bantuan: halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko mencederai orang lain
Diagnosa 2:
Isolasi sosial
Tuk 6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam
memperluas hubungan sosial
Tindakan Keperawatan
à Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
-
Untuk
mengatasi perilaku menarik diri
-
Potensi
keluarga untuk membantu klien membatasi perilaku klien menarik diri
-
Menjelaskan
pada keluarga tentang pengertian,tanda dan gejala, penyebab dan akibat, dan
cara merawat klien menarik diri
-
Melatih
keluarga cara klien menarik diri
-
Menanyakan
perasaan keluarga setelah mencoba cara
yang dilatihkan
-
Memberi
motifasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
-
Memberi
pujian pada kelurga atas keterlibatannya pada klien dirumah sakit
-
Sumber
pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
-
SP 1 Keluarga:
1.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2.
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
-
Perilaku menarik diri
-
Penyebab perilaku menarik diri
-
Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi
3.
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
SP 2 Keluarga
1.
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
2.
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat langsung
kepada pasien isolasi social
SP 3 Keluarga
1.
Membantu kelaurga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2.
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3.
Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Diagnosa 3
Resiko perilaku kekerasan: mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tuk 8 : Klien dapat dukungan keluarga dalam
mengontrol perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan
à Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
a. Pentingnya peran serta keluarga sebagai
pengukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
b. Potensi keluarga untuk membantu klien
mengatasi perilaku kekerasan
c. Jelaskan pengertian, penyebabmakibat dan
cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
d. Peragakan cara merawat klien ( Menangani
perilaku kekerasan )
e. Beri kesempatan keluarga untuk
memperagakan ulang
f. Beri pujian kepada keluarga setelah
peragaan
g. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
§ Cara berkomunikasi
§ Pemberian obat
§ Pemberian aktivitas kepada klien
h. Sumber pelayanan kesehatan yang bisa
dijangkau
SP 1 Keluarga
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
2.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
3.
Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala serta
proses terjadinya PK
4.
Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
SP 2 Keluarga
1.
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
dengan PK
2.
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien PK
SP 3 Keluarga
1.
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2.
Menjelaskan follow
up pasien setelah pulang
3. Fase Terminasi
a.
Evaluasi subyektif
Menanyakan perasaan
keluarga setelah berbicara dan berdiskusi dengan perawat
b.
Evaluasi Obyektif
Keluarga dapat menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien,
cara-cara merawat klien,
mendemontrasikan cara merawat klien, dapat menyebutkan akibat bila
masalah tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebutkan tempat yang dapat
dikunjungi bila kambuh
c.
Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk dapat melakukan perawatan klien
dirumah seperti yang telah didiskusikan dengan perawat saat kunjungan rumah
d.
Kontrak
Menganjurkan keluarga untuk datang ke RSJSH Jakarta bila
masih ada yang kurang paham tentang cara perawatan di rumah dan dapat meminta
penjelasan dari perawat RSJSH.
Diagnosa Defisit Perawatan Diri
Resiko perilaku kekerasan: mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tuk 6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam
meningkatkan perawatan diri.
Tindakan Keperawatan
SP 1 Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian defisit perawatan
diri, tanda dan gejala, serta proses terjadinya defisit perawatan diri..
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan
defisit perawatan diri
SP 2 Keluarga:
Melatih keluarga
memperaktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
SP 3 Keluarga:
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri
SP 4 Keluarga:
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas
dirumah termasuk minum obat (discharge
planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang.
Strategi Komunikasi
1. Orientasi
“Selamat pagi Bapak dan Ibu, perkenalkan nama saya adalah Wijo Winarto biasanya saya cukup di panggil Wijo, saya
adalah mahasiswa keperawatan FIK UMJ. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit jiwa
Soeharto Heerdjan untuk melakukan kunjungan rumah pasien yang bernama Tn. G
maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk membantu proses keperawatan Tn. G melalui pengumpulan
data lengkap, selain itu, untuk memberikan informasi kepada Bapak dan Ibu mengenai
kondisi perkembangan Tn. G selama di rawat di Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan, Grogol.”
2. Validasi
“Bapak dan Ibu, apakah sebelumnya Tn. G pernah mengalami sakit seperti
ini?, selama sakit tersebut, apakah Tn. G dirawat di RSU atau RSJ?, untuk saat
ini Tn. G dibawa ke RSJ. Soeharto Heerdjan untuk menerima perawatan, bagaimana
prosesnya hingga Bapak dan Ibu memutuskan Tn. G dirawat di Grogol dan
membawanya ke sama?, apa yang telah terjadi pada Tn. G sebelumnya?, Tn. G
mempunyai saudara berapa? Tn. G anak ke berapa?, saat dirumah, siapa orang
terdekat dengan Tn. G?, Bagaimana hubungan antara Tn. G dengan anggota keluarga
di rumah dan masyarakat sekitar sini?, siapakah orang dalam keluarga yang dekat
dengan Tn. G? apakah Tn. G pernah atau sering cerita kepada keluarga tentang
masalahnya yang sedang atau telah dialaminya? Menurut Bapak dan Ibu, gangguan
yang sedang dialami Tn. G ini bagaimana? Sebelum dirawat di Grogol, apa yang
telah dilakukan atau diberikan keluarga untuk Tn. G dalam proses kesembuhannya? Kendala apa yang
dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Tn. G? apakah bapak Ibu pernah menjenguk Tn. G di
RSJ. Soeharto Heerdjan selama Tn. G dirawat disana?, kapan terakhir Bapak dan
Ibu menjenguk Tn. G belakangan ini selama di RSJ. Soeharto Heedjan?.”
a.
Kontrak
“Apa Bapak dan Ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang lebih
satu jam untuk mendiskusikan tentang perkembangan
Tn. G selama dirawat di RSJ Soerhato Heerdjan dan memberitahukan kepada keluarga
bagaimana cara merawat Tn. G saat Tn. G pulang kerumah nanti.”
b.
Fase Kerja
“Baiklah Bapak dan Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang
kondisi atau keadaan terakhir yang sedang dialami oleh Tn. G, saat ini Tn. G
sudah kooperatif saat komunikasi, baik dengan teman-temannya disana dan para
perawatan yang memberikan perawatan disana, Tn. G sudah dapat mengendalikan
isolasi sosialnya dengan cara melakukan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan
oleh klien sendiri dan perawat.”
“saat ini Tn. G sedang mengalami Isolasi Sosial, Resiko gangguan sensori
persepsi halusinasi dan resiko perilaku kekerasan.”
“Saya akan menjelaskan satu
persatu gangguan yang sedang dialami Tn. G tersebut, kita mulai dari gangguan Isolasi
Sosial.” dinamakan perilaku
menarik diri. Bapak/Ibu bisa tidak menceritakan awal munculnya menarik diri Tn.
G? Nah Bapak/Ibu tahu tidak apa yang
menyebabkan menarik diri? Ya....Betul....Salah satunya adalah cemas,perpisahan
dengan orang yang berarti,kekerasan dalam keluarga,serta hubungan yang kurang
harmonis. Bila Tn. G mengalami
menarik diri diskusikan dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain dan anjurkan pasien berkenalan
“Bapak dan Ibu apa yang sudah
saya jelaskan tadi adalah tentang gangguan Isolasi Sosial, dan sekarang akan
saya lanjutkan menjelaskan apa sebenarnya resiko perilaku kekerasan.”
“Saya mau memberi tahu bahwa Penyebab, tanda dan
gejala bentuk perilaku kekerasan dan akibat perilaku kekerasan yang di alami
oleh Tn. G. Bapak/Ibu bisa
tidak menceritakan awal munculnya perilaku kekerasan Tn. G? Nah Bapak/Ibu tahu tidak apa yang menyebabkan
perilaku kekerasan muncul? Ya....Betul....Salah satunya adalah cemas,kekerasan
dalam keluarga,sosial, lingkungan yang ribut kritikan yang mengarah kepada
penghinaan kehilangan orang yang dicintai serta hubungan yang kurang harmonis.
“Bapak, Ibu apa yang sudah
saya jelaskan ini adalah tentang resiko perilaku kekerasan, dan sekarang saya
akan lanjutkan menjelaskan apa itu halusinasi.”
“Halusinasi adalah tanggapan
yang salah tanpa rangsangan dari luar yang dapat berupa halusinasi pendengarang,
penglihatan, penciuman, perabaan dan kecap.”
“Tanda dan gejala adalah
berbicara sendiri, pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal, tertawa sendiri
tanpa sebab, ketakutan, ekspresi wajah tegang, tidak mau mengurus diri, sikap
curiga dan bermusuhan, menarik diri dan menghindari orang lain.”
“Halusinasi mempunyai beberapa
tahapan, antara lain tahap I dimana halusinasi bersifat menyenangkan, tanda dan
gejalanya yaitu menyeringai atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa
bicara, gerakan mata cepat, bicara lambat, diam dan pikiran dipenuhi oleh
sesuatu yang mengasyikan.”
“Tahap II dimana bersifat
menjijikan, dengan tanda antara lain cemas, konsentrasi menurun, ketidakmampuan
membedakan yang nyata dan tidak nyata.”
“Tahap III yaitu halusinasi
yang bersifat mengendalikan, tandanya antara lain cenderung mengikuti
halusinasinya. Kesulitan berhubungan dengan orang lain, perhatian atau
konsentrasi menurun/ cepat berubah dan kecemasan berat (berkeringat, gemetar,
tidak mampu mengikuti petunjuk/ perintah).”
“Tahap IV adalah halusinasi
bersifat menaklukan, tandanya adalah klien mengikuti perintah halusinasi, klien
tidak mampu mengendalikan diri, klien tidak mampu mengikuti perintah nyata dank
lien berisiko mencederai diri dan orang lain dan lingkungan.”
“Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan klien untuk
tidak mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau mendengar kamu!.
Mengajarkan klien untuk meminta tolong
dengan orang lain untuk menghentikan halusinasi. Misalnya : Apakah kamu (orang
lain itu) mendengar apa yang saya dengar? Meminta orang lain untuk menyapa jika
klien berbicara sendiri.”
“Dan bagaimana penanggulanangan halusinasi di rumah?, penanggulangan atau
penanganan klien di rumah antara lain jangan biarkan klien sendiri, anjurkan
untuk terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu klien untuk berlatih cara
menghentikan halusinasinya. Memotivasi keluarga untuk mengawasi klien minum
obat, dan menjelaskan prinsip benar untuk minum obat. jika klien terlihat
bicara atau tertawa sendiri, segera sapa atau mengajak klien bicara, memotivasi
anggota keluarga yang lain untuk mengontrol keadaan klien, memberi pujian positif pada klien dan
keluarga saat mampu melakukan apa yang dianjurkan, dan segera membawa ke RSJ
jika halusinasi berlanjut dan beresiko mencederai diri, dan orang lain.”
2.
Terminasi
a.
Evaluasi
i.
Evaluasi subjektif
“Sekarang bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah saya menyampaikan
keadaan Tn. G kepada Bapak dan Ibu?”.
“Apakah Bapak dan Ibu sudah mengerti tentang masalah yang sekarang
dialami oleh Tn. G?, dan bagaimana peran Bapak dan Ibu dalam membantu proses
penyembuhannya?.”
“Apakah Bapak dan Ibu sudah memahami apa itu Isolasi Sosial?, bagaimana
tanda-gejalanya?, apa itu resiko perilaku kekerasan?, dan bagaimana tanda dan
gejalanya?, serta apa itu halusinasi?, serta bagaimana tanda dan gejalanya?,
apa peranan keluarga dalam menghadapi klien dengan Isolasi Sosial, resiko perilaku
kekerasan, dan halusinasi?.”
ii.
Evaluasi objektif
“Baiklah Bapak dan ibu, coba Bapak dan
Ibu jelaskan kembali apa yang sedang anak/ saudara Bapak dan Ibu alami? Dan
bagaimana peran Bapak dan Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?, apa yang
harus Bapak dan Ibu lakukan bila gangguan-gangguan itu muncul?, bagaimana peran
keluarga dalam memberikan perawatan pada Tn. G?.”
b.
Tindak lanjut
“Tn. G sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dalam proses
penyembuhannya, kapan Bapak dan Ibu bersedia mengunjungi anak Bapak dan Ibu?,
sekarang Bapak dan Ibu telah mengerti gangguan apa yang sedang dialami Tn. G
jadi saya harap Bapak dan Ibu menerapkannya pada Tn. G agar proses
penyembuhannya Tn. G menjadi lebih optimal.”
c.
Rencana yang akan dating
“ Baiklah Bapak dan Ibu sudah satu jama kita berdiskusi tentang masalah
dan cara perawatan Tn. G yang saat ini masih dirawat di RSJ Soeharto Heerdjan
Grogol. Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi
Bapak dan Ibu dalam memberikan perawatan Tn. G saat pulang nanti.”
“Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Bapak dan Ibu dapat menghubungi
RSJ Soeharto Heerdjan Grogol untuk mendapatkan keterangan atau penjelasan lebih
lanjut.”
Jakarta, 27 Mei 2013
Mahasiswa,
Wijo Winarto, S.Kep
NPM.
Mas Wijo tambah lagi tulisannya
BalasHapussangat membantu. Terima Kasih
BalasHapus